Cerita Sukses Gary Vaynerchuk Sang Influencer Media Sosial
Bisnis Online Tanpa Modal – Siapa yang belum mengenal Gary Vaynerchuk? Gary Vaynerchuk salah satu contoh tokoh yang meraih kesuksesannya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
Kesuksesan itu didapatkannya dengan cara menjual konten, atau bisa dibilang Gary adalah salah satu influencer di media sosial.
Garey adalah orang yang bisa dikatakan ahli dalam memproduksi konten yang sangat menarik dan inspirasional di media sosial. Bahkan dengan konten yang dia buat, dia berhasil memulai perusahaannya sendiri. Sekarang, Gary memiliki agen pemasaran digital yang dia dirikan bersama dengan saudaranya.
Dibalik kesuksesan yang sudah Gary dapat, Gary hanya seorang anak dari pasangan imigran asal Rusia. Saat dia berumur 3 tahun, Ayah ibunya memutuskan untuk mengungsi ke Amerika Serikat demi menghindari rezim komunis Uni Soviet.
Lahir pada 14 November 1975, keluarganya Gary menetap di Edison, New Jersey. Di sana, ayahnya bekerja keras menabung cukup uang untuk menjalankan bisnisnya sendiri dengan bekerja di toko minuman keras.
10 tahun setelah pindah ke Amerika, pada tahun 1988, ayahnya menjadi mitra di sebuah toko minuman keras. Tidak hanya itu, ayahnya juga sempat berhasil membeli saham mitranya dalam bisnis kecil.
Gary adalah seorang anak yang sudah memiliki keahlian berwirausaha sejak kecil. Saat masih sekolah dirinya ditunjuk untuk menjajakan beberapa gerobak es limun. Tidak hanya itu, dia bahkan pernah menjual kartu baseball untuk dijual ke anak seusianya.
Usahanya pun didukung penuh oleh orang tuanya. Bagaimana tidak, Garry berhasil menghasilkan US$ 2 hingga 3 ribu seminggu dari berbagai usaha bisnisnya selama di sekolah menengah.
Pada usianya ke 14 tahun, Gary diminta ayahnya untuk bekerja di bisnis toko anggur keluarganya selama akhir pekan dan setiap ada libur sekolah. Gary bercerita, bahwa pengalamannya di toko anggur membuatnya belajar banyak mengenai dunia bisnis. Secara khusus, Gary belajar tentang pentingnya memelihara hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
Gary meninggalkan New Jersey dan mendaftar di Mount Ida College di Boston, Massachusetts setelah lulus dari sekolah menengah dan mengejar gelar sarjana. Gary lulus pada tahun 1998 dan kembali ke kampung halamannya di New Jersey untuk terus bekerja dalam bisnis anggur keluarga.
Selama berkuliah, dia mulai terpapar komputer dan internet, dia pun menyadari bahwa dua hal ini dapat membantu mengembangkan bisnis anggur ayahnya. Dia pun menemukan cara kreatif untuk memasarkan bisnis anggur ayahnya. Dia akan mengirimkan email kepada para pelanggannya mengenai informasi diskon spesial mingguan dan berbagi rekomendasi anggur favoritnya.
Singkat cerita, saking tertariknya dengan dunia digital, Gary memulai sebuah situs web bernama WineLibrary.com. Tujuannya adalah untuk meningkatkan penjualan di toko anggur.
Lima tahun meluncurkan situs web, penjualan di toko anggurnya meningkat dari US$ 3 juta alias Rp 42 miliar (kurs Rp 14 ribu) menjadi US$ 60 juta atau Rp 480 miliar per tahun.
Tidak sampai disutu, Gary yang sukses dengan websitenya mulai tertarik dengan platform YouTube. Setahun setelah YouTube didirikan, tahun 2006, dia mulai meluncurkan channel YouTube. Di channel tersebut dia memulai dengan acara Wine Library TV dengan video durasi 20 menit.
Banyak sekali ulasan tentang anggur yang diaberikan dan secara tak langsung mempromosikan website miliknya. Hingga kini, Gary memiliki 2,55 juta subscribers di YouTube.
The Conan Show, sebuah acara di televisi mengundang Gary untuk tampil pada tahun 2008, seiring dengan pengikut YouTubenya yang bertambah. Penampilannya ini memiliki efek bola salju, dimana nama Gary semakin terkenal.
Semakin dikenalnya Gary, dia pun mulai fokus menggunakan media sosial untuk menumbuhkan bisnis dan mereknya. Dia mulai menjelajah Twitter dengan menjadi pengguna Twitter yang sangat aktif. Gary membangun audiensi lebih dari 1,3 juta orang lewat Twitter. Kerja keras Gary telah menyempurnakan mesin pembuat konten.
Dengan berhasilnya WineLibrary di banyak platform media sosial, Gary memulai hal yang baru bersama saudaranya. Dia membentuk VaynerMedia, sebuah agensi pemasaran digital. Dia memanfaatkan keahliannya dalam membuat konten sebagai komoditas untuk dijual.
VaynerMedia adalah agen global layanan lengkap. Bahkan sudah memiliki klien-klien besar seperti Chase, PepsiCo, Hulu, Toyota, Johnson, Shell, Green Mountain Coffee, NBA, dan banyak lagi. VaynerMedia menyediakan layanan berupa strategi mendongkrak nama di media sosial. Ada juga VaynerMentors, alias layanan konsultasi premium yang membantu pertumbuhan dan skala bisnis.
VaynerMedia didirikan oleh Gary pada tahun 2009, dan saat ini sudah memiliki lebih dari 600 karyawan di seluruh dunia. Pada 2016, agensi itu meraup pendapatan US$ 100 juta berkisar Rp 1,4 triliun.
Gary pun mulai jadi pembicara alias motivator dan berkeliling ke seluruh negeri setiap tahunnya. Dia mengenakan biaya sebanyak US$ 100 ribu atau berkisar Rp 1,4 miliar untuk sekali presentasi.
Kekayaan pribadi Gary sendiri berkisar di angka US$ 160 juta atau berkisar Rp 2,24 triliun, dan diproyeksikan akan segera mencapai US$ 200 juta alias Rp 2,8 triliun. Tidak hanya itu, dia juga mulai berinvestasi di perusahaan teknologi besar seperti Facebook, SnapChat, Tumblr, dan Twitter.