Alasan Harga Barang di Toko Online Lebih Murah

Alasan Harga Barang di Toko Online Lebih Murah

Bisnis Online Tanpa Modal – Saat ini, pelaku bisnis ritel tengah menghadapi tantangan serius. Hal ini dikarenakan sepinya aktivitas perdagangan, sehingga membuat penurunan omzet, contohnya saja yang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Di mana salah satu penyebabnya akibat perubahan perilaku konsumen yang saat ini lebih memilih belanja di toko online , karena harga jualnya yang lebih murah.

Direktur Celios Bhima Yudhistira, saat mengamati situasi ini menjelaskan, terdapat tiga alasan mengapa harga barang, terutama barang impor, lebih terjangkau di toko online daripada di toko offline.

Alasan Toko Online Lebih Murah

Yang pertama, biasanya pengecer fisik menetapkan harga tertentu karena mereka mempunyai beban yang harus dibayar, seperti biaya sewa kios, listrik, serta gaji karyawan.

“Sementara itu dalam bisnis online, hal-hal seperti itu tidak diperlukan,” jelas Bhima dikutip dari Beritasatu.com.

Kemudian yang kedua, barang-barang impor, apalagi yang berasal dari Tiongkok, sering kali mendapatkan subsidi dari pemerintah asalnya.

“Barang tersebut sudah terjangkau dari awal, dan ketika ada penawaran dari e-commerce, harganya bisa semakin turun,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Bhima mengusulkan supaya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat memperoleh pinjaman dengan suku bunga yang sangat rendah dari pemerintah.

“Di Indonesia, suku bunga untuk pinjaman UMKM masih tinggi, terutama dari pinjaman online (pinjol) yang bisa mencapai 0,4% per hari, ini sangat tinggi dan tidak kompetitif,” terang Bhima.

Ketiga, penawaran diskon serta promosi yang besar dari platform e-commerce pada harga barang online sudah terjangkau sebelumnya.

Hal ini menurut Bhima, menyebabkan monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat bagi para pengecer.

“Persoalannya terletak pada persaingan yang tidak sehat antara pengecer online, terutama yang menjual grosir, dan pengecer fisik di berbagai wilayah, terutama dalam hal penawaran promo dan diskon besar-besaran,” ujarnya.

Adanya promo dan diskon yang besar ini membuat situasi perdagangan di toko fisik akan semakin sulit.

“Ini sudah masuk dalam praktek yang mengarah ke monopoli. Misalnya TikTok Shop menjual barang di bawah harga produksi, itu enggak boleh,” tegas Bhima.