Terjadi Lagi! 5 WNI Kembali Jadi Korban Online Scam
Bisnis Online Tanpa Modal – Seperti diketahui, kasus-kasus online scam seolah tak ada habisnya. Pasalnya, lima orang WNI kembali dikabarkan menjadi korban kasus online scam di Myanmar.
Namun kini, bukan di Myawaddy, kelima WNI tersebut “ditahan” perusahaan online scam di wilayah Hpa Lu.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha menjelaskan, wilayah Hpa Lu ini tak jauh beda dengan Myawaddy. Sebab, keduanya merupakan daerah konflik yang dikuasai kelompok etnis bersenjata.
karena hal tersebutlah, upaya penyelamatan pun menjadi tidak mudah.
Melalui perwakilannya di Thailand dan Myanmar, Kemenlu kini tengah berupaya untuk bisa menyelamatkan kelima WNI tersebut.
”Kemenlu bersama KBRI Yangon dan KBRI Bangkok sedang berupaya menangani kasus lima WNI yang bekerja di bisnis online scam di wilayah Hpa Lu, Myanmar ini,” terangnya pada temu media, Rabu (3/4) malam.
Dalam menangani kasus ini, kemenlu menguoayakan berbagai cara. Di mana Kemenlu sudah mengirimkan beberapa nota diplomatik kepada Kemenlu Myanmar.
Nantinya, lewat surat tersebut, Indonesia meminta supaya otoritas Myanmar dapat melakukan langkah-langkah segera dan efektif untuk menyelamatkan lima WNI tersebut.
Bukan hanya itu, KBRI juga sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak mulai dari otoritas kepolisian dan otoritas imigrasi yang ada di sana.
”Namun, memang perlu dipahami, otoritas Myanmar memiliki jangkauan yang terbatas untuk bisa masuk ke wilayah tersebut,” ujarnya.
Tak hanya mekanisme formal, kata dia, Kemenlu juga bekerja sama dengan kelompok masyarakat yang ada di wilayah tersebut untuk membantu upaya penyelamatan secepatnya.
”Komunikasi juga terus kita lakukan dengan para keluarga lima WNI tersebut yang ada di Indonesia,” imbuh Judha.
Dia juga ikut menyinggung kasus online scam yang trennya terus naik sejak 2020 lalu. Yang mana tercatat, sejak 2020 hingga triwulan pertama 2024, terdapat 3.703 kasus online scam yang terjadi.
Kasus-kasus tersebut paling banyak ada di wilayah Kamboja, Myanmar, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, hingga Uni Emirat Arab.
Dan yang disayangkan, banyak dari para korban yang kembali berangkat dan bekerja di jenis perusahaan yang sama pasca diselamatkan oleh negara. Bahkan, ada yang 3 kali bolak-balik masuk dalam bisnis tersebut.