Pengertian dan Perbedaan E-commerce dan Marketplace

Pengertian dan Perbedaan E-commerce dan Marketplace

Bisnis Online Tanpa Modal – Saat ini, e-commerce merupakan kebutuhan sekunder sudah dekat dalam kehidupan era teknologi. Dengan harga yang miring, banyak promo , dan kelengkapan produk atau jasa, dijamin super lengkap dalam satu genggaman smartphone.

Namun bukan hanya e-commerce, ada juga marketplace yang bisa kamu jadikan untuk jual-beli online.

Beda E-Commerce dan Marketplace 

Sebenarnya, baik e-commerce atau marketplace, sama-sama berbisnis dengan memanfaatkan media elektronik seperti komputer, laptop, televisi, maupun smartphone untuk bertransaksi dengan para konsumennya.

Soal platform yang jadi wahana bisnis, e-commerce memanfaatkan teknologi saat ini dalam bentuk aplikasi.

Caranya, dengan menyatukan bisnis, konsumen, serta masyarakat secara umum. Mereka tidak selalu menawarkan barang atau jasa secara soft selling maupun hard selling. Namun, ditambah dengan informasi-informasi yang menarik.

E-commerce akan memudahkan kamu mendapatkan pelanggan karena sifatnya yang otonom. Di mana kamu mengatur bisnis toko sendiri. Beda dengan marketplace yang diatur oleh pihak mereka sendiri.

Kemudian, marketplace juga merupakan salah satu bagian model bisnis dari e-commerce. Di mana mereka akan mempertemukan penjual dengan pembeli. Seperti yang dilakukan oleh OLX dan Shopee.

Jenis-Jenis E-Commerce

Berikut ini ada beberapa jenis e-commerce berdasarkan pola bisnis yang diterapkan. Setidaknya ada 7 pola bisnis yang mungkin masih asing bagi kamu di samping Business-to-business (B2B).

1. Business-to-business (B2B)

Business-to-business (B2B) mungkin sudah banyak dikenal oleh masyarakat pengguna e-commerce. Bisnis ini menerapkan sistem perusahaan untuk menjual produk atau jasanya ke perusahaan lain.

Untuk penjualan yang ditawarkan pun dalam proyek besar, misalnya saja untuk keperluan instansi sekolah atau kantor.

BIsnis ini juga bisa melalui transaksi online, juga dengan menggunakan EDI (Electronic Data Interchange) dan email terkait pembelian, informasi dan konsultasi, pengiriman, serta proposal bisnis.

2. Business-to-Consumer (B2C) 

Dalam bisnis yang satu ini, perusahaan akan menjual produk atau jasa kepada kamu sebagai konsumen. Peran kamu di sini hanya sebatas pelanggan ritel.

Dan untuk menjadi penjual ritel, kamu harus menjalani syarat ketat tertentu. Business-to-Consumer (B2C) ini sendiri sudah berjalan banyak di Amerika.

3. Consumer to Consumer (C2C)

Bisnis ini didukung  transaksi serba online dan memanfaatkan pihak ketiga penyedia platform. Bisnis Consumer to Consumer (C2C) yang akan mempertemukan kamu sebagai penjual dengan pembeli. Ada beberapa syarat yang harus kamu ikuti apabila  ingin menggunakan platform dari pihak ketiga seperti Shopee dan Tokopedia.

4. Consumer-to-Business (C2B)

Biasanya jenis e-commerce C2B  dilakukan oleh individu independen pemilik keahlian jasa tertentu. Hal ini termasuk menghasilkan produk bagi perusahaan.

Dengan begitu, Consumer-to-Business (C2B) mempunyai banyak sumber daya manusia dengan banyak talenta.

Kamu bisa menemukan bisnis ini pada bidang-bidang ilmu teknologi dan fotografi. Misalnya saja, jasa pembuatan website, penyedia gambar beroyalti, juga termasuk penyedia jasa resep-resep makanan di aplikasi tertentu.

5. Business-to-Administration (B2A)

B2A merupakan jenis e-commerce yang hampir melingkupi semua transaksi  bisnis online perusahaan dengan administrasi publik.

E-commerce Business-to-Administration (B2A) ini sendiri akan melayani transaksi yang salah satunya di bidang fiskal, investasi, jaminan sosial, ketenagakerjaan, dokumen hukum dan register, serta banyak hal.

6. Consumer-to-Administration (C2A)

Kemudian untuk, e-commerce jenis C2A, tentang transaksi elektronik yang terjadi antara individu dengan administrasi publik milik swasta hingga negeri. Contohnya pada area layanan kesehatan termasuk Jamsostek, serta perpajakan.

Dengan memakai metode Consumer-to-Administration (C2A), individu akan menerima sebuah efisiensi layanan dan informasi suatu instansi.

7. Online-to-Offline (O2O)

Jenis Online-to-Offline (O2O) adalah gaya e-commerce yang biasa dilakukan oleh toko-toko fisik. Kemudian, bisnis mereka dipromosikan lewat berbagai kanal online.

Salah satu cara yang biasa ditemui adalah mengajak untuk berlangganan surat elektronik (email) dan ada iklan bisnis mereka di sosial media atau artikel berita.

Walaupun tidak semua toko mempunyai barang seperti Gojek, namun dia bisa menggunakan cara ini untuk melakukan metode jasa beli secara online.