Ingin Jualan di Marketplace? Yuk Cari Tahu Risikonya!

Ingin Jualan di Marketplace? Yuk Cari Tahu Risikonya!

Bisnis Online Tanpa Modal – Selama pandemi, banyak para pelaku UMKM yang memasarkan bisnis mereka ke skema pemasaran digital. Hal ini ada banyak permintaan konsumen yang terus berevolusi.

Namun, dibalik segala kemudahannya, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan para pebisnis sebelum terjun ke transformasi bisnis secara digital.

CEO Qasir Michael Williem mengatakan, sering kali para pebisnis ini tidak memperhatikan risiko yang akan datang dari pemasaran lewat media sosial dan platform marketplace atau e-commerce.

“Kami menyadari usahawan mikro yang akan menjalani usaha online akan lebih mudah dengan memulai penjualannya di media sosial maupun marketplace. Namun, usahawan juga perlu mempertimbangkan risiko apa saja yang dihadapinya, di samping peluang dan benefit yang didapat jika hanya mengandalkan kedua media tersebut untuk pemasaran,” kata Michael.

Untuk dapat mengendalikan risiko itu, penggunaan website jadi hal yang penting. Website ini nantinya berguna untuk membangun reputasi sebuah usaha.

Perlu diketahui jika kesadaran para pebisnis untuk memiliki website sendiri akan terus bertumbuh.

Menurut Michael, ada tiga jenis risiko dari media sosial dan marketplace yang bisa menjadi pertimbangan supaya para usahawan siap saat memulai bisnis online.

Ancaman Kejahatan Siber

Mudahnya pengalaman berbisnis dengan menggunakan platform pihak luar tetap berisiko dengan faktor keamanan. Adanya pencurian identitas atau produk serta layanan yang disalahgunakan, bisa dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Contohnya saja, kompetisi yang tidak sehat membuat kompetitor Anda berusaha untuk menyerang privasi dan menjual informasi yang Anda miliki. Hal seperti inilah yang bisa merugikan konsumen maupun usahawan dalam kelangsungan bisnis kedepannya.

Pembagian Kontrol dan Biaya dengan Provider Lain

Saat bergabung dengan suatu marketplace, kontrol operasional dan logistik tidak sepenuhnya ada di tangan usahawan. Sebab, para pelaku usaha harus tunduk kepada kebijakan yang berlaku ketika berbisnis di marketplace.

Di mana semua kebijakan harus dipahami mulai dari persentase monetisasi yang akan didapat, biaya yang mungkin diubah secara tiba-tiba, serta adanya kendala teknis yang tidak dapat diperbaiki sendiri.

Persaingan Semakin Ketat

Dalam memulai suatu usaha pasti tidak lepas dari kompetisi, demikian juga di ranah digital. Kompetisi pasar yang tinggi membuat para pebisnis atau pengusaha harus mengatur strategi agar dapat dilihat oleh pembeli.

Yang harus diketahui juga, dalam media sosial maupun marketplace, ada yang dinamakan algoritma. Algoritma inilah yang menentukan apakah toko Anda bisa dilihat secara luas oleh calon pelanggan.

Kemungkinan produk yang Anda jual kurang diketahui dan berkembang sangatlah besar. Hal ini biasanya disebabkan munculnya produk yang sama dengan harga yang jauh lebih murah.

Hal itu juga yang kini membuat semua pebisnis harus berlomba memperbanyak followers dengan tujuan memperluas jangkauan promosi dan agar bisa muncul pada pencarian teratas pada pencarian pembeli.

“Jika tidak, mau tidak mau usahawan harus banyak mengeluarkan dana untuk beriklan, melakukan diskon, menggelar flash sale, maupun membayar influencer,” ujar Michael.

Michael juga menambahkan, jika pelaku usaha juga dapat memikirkan strategi untuk mengembangkan website sendiri, supaya mereka memiliki kontrol bisnis sepenuhnya tanpa mengandalkan pihak ketiga saja–seperti jika menggunakan jasa platform media sosial dan marketplace.

“Karena jika marketplace tutup maka itu sama saja seperti sebuah outlet miliknya ikut tutup. Ini yang tidak akan terjadi jika usahawan memiliki website usahanya sendiri,” jelasnya.